Kamis, 05 Juli 2012

Energizing Time.......

I'm really not on my mood.
 
Limpahan kerjaan yang tiada henti. Berhadapan dengan keadaan yang menyulut emosi. Ternyata tidak mudah ya. Hehe. Kalau begini jadi ingat masa orlap. Hampir setahun yang lalu. Kangen.
 
Okay. Let me continue my earlier story about orlap.. sampai mana ya.. MUSEUM GEOLOGI!

Yap. Seperti tercatat sebelumnya, banyak yang bisa diobservasi di Museum ini. Tapi ada satu yang keren banget.

Fosil Tyrannosaurus Rex! Dengan ukuran sebenarnya. Gede banget loh.

Hihi.

Ada lagi.. etalase-etalase yang memamerkan berbagai macam jenis batuan dan mineral. Bagus deh. :)

Oke. Lalu perjalanan dilanjutkan ke PSG (Pusat Studi Geologi). Masih di kota yang sama. Bandung.

Namanya juga Pusat Survei, jadi di sini tempatnya penelitian tentang kegeologian. Banyak Lab-nya. Saya sendiri agak pusing sih pas ke sini, namanya susah-susah. Dan takut kena radiasi juga.. haha. Secara ya,, banyak bahan kimia yang ketika tercium tuh badan langsung gimanaa gitu.. Jadi harus hati-hati. Tapi seru!

Ada Laboratorium Uji Biostratigrafi (uji mikrofosil), Lab Uji Kimia, Lab Uji Petrologi dan Mineralogi, Lab Uji Geokronologi, dan sebagainya..

Next,,

21-22 September 2011. PLTA Cirata.

Masih terletak di Kabupaten Bandung, tapi agak jauh sih. Hehe. PLTA ini memanfaatkan tenaga air di Sungai Citarum. Waw banget deh ketika bisa masuk ke Power House-nya. Melihat peralatannya, teknologinya, dan mengetahui ternyata menghasilkan listrik itu ngga gampang lhoo. Hmm. Apalagi dengan memanfaatkan tenaga air seperti ini. Perlu dibangun bendungan, dibuat Power House dengan segala kecanggihannya, dan tentu saja dengan penanggulangan risikonya.

Perlu diketahui, PLTA Cirata merupakan PLTA terbesar di Asia Tenggara dengan bangunan Power House di bawah tanah yang pengoperasiannya dikendalikan dari ruang kontrol. Dan selama ini, Unit Pembangkitan Cirata telah mampu berperan dalam ketenagalistrikan nasional pada interkoneksi Jawa-Bali-Madura.

Oya, yang tidak terlupakan adalah personil PJB Cirata, yang mengakomodir kami dengan selalu semangat dan ceriaa,, hehe. Ada lagi. Makan siang dengan view Bendungan Cirata, Mushola yang langsung menyatu dengan alam, lalu keliling bendungan dengan speedboat.. Waah.. Mantap!

Dua jempol untuk PJB Cirata,, =)

Setelah itu, perjalanan mulai agak jauh.. Ke arah Cirebon.. X)

Yup! Saatnya migas unjuk gigiii. Kami berkunjung ke Pertamina EP Region Jawa, Inderamayu, dan melihat langsung seperti apa bentuk suatu Rig, atau sumur eksploitasi. Rig yang kami lihat adalah Sumur Eksploitasi Melandong. Wuihh. Panasnya bukan main. Jauh dari pemukiman, tinggal di tempat tinggal buatan, dan wajib pakai perlengkapan keamanan setiap hari. Unbelievable.. Ini minyaknya masih belum ketemu lhoo. Makanya, BBM yang sudah jadi itu.. ya ampuuuuun. Perlu upaya teramat sangat keras untuk menghasilkannya.

Selanjutnya, Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi Kelautan (PPPGL) Cirebon.

Tugas PPPGL ini adalah melaksanakan penelitian, pengembangan perekayasaan, pengkajian, survei, dan pemetaan bidang geologi kelautan. Satu tugas besarnya adalah melakukan pemetaan geologi kelautan secara sistematik terhadap 100% laut Indonesia. Namun hingga 2009, baru sekitar 23% terselesaikan, dan semuanya terletak di kawasan laut dangkal. Bayangkan. Sudah berapa puluh tahun merdeka tapi wilayah geologi laut kita belum terpetakan seluruhnya. Banyak kendala. Teknologi, sumber daya manusia, dan biaya. Tapi mudah-mudahan akan segera selesai dengan hadirnya Kapal Survei yang satu dan memang cuma satu ini..

Geomarine III.

Tapi waktu itu kami sungguh kurang beruntung. Kapalnya sedang tidak di dermaga. Haha. Jadilah lihat fotonya saja... Wkeke.

Terus.. Pertamina UP VI Balongan. Iya. Kilang Balongan.

Intinya di kilang adalah memecah rantai-rantai karbon dari yang heavy,, menjadi berbagai produk migas yang punya nilai ekonominya masing-masing. Gede banget lah ini Kilang Balongan.

Di sela-sela orlap, tentu saja kami yang berjiwa muda tidak melewatkan Cirebon yang panas dengan begitu saja. Jalan-jalan! Yeay!

Hunting batik khas Cirebon menjadi tujuan utama. Hehee. Namanya lucu lho. Batik Trusmi. Batik Percaya Saya, haha.. Ngga tau, apa ya artinya Trusmi, kenapa ngga trust me.. :p

Keraton Cirebon menjadi tujuan utama. Banyak loh pelajaran yang bisa diambil dari sejarah. Tapi saya lupa mencatatnya.. :( Cuma satu yang saya ingat. Buah manggis adalah lambang kejujuran. Jumlah putik luarnya menunjukkan jumlah yang sama dengan jumlah buah yang ada di dalamnya. Jadi dia ngga pernah bohong.. X)

Oke. Kembali ke orlap. Perjalanan hampir selesai. Kali ini mengarah pulang.. Kami ke Pertamina Gas atau lebih sering disebut Pertagas, di Cikarang. Tugasnya ya melakukan transportasi, niaga (Trading), dan pengolahan gas. Tapi sejauh ini yang banyak dilakukan adalah trading, menerima pasokan kemudian menyalurkan ke industri pengguna gas.

Pembangkit energi ternyata bukan hanya dari tenaga air, batu bara, minyak, dan gas, tetapi juga bisa tercipta dari pengolahan sampah. Objek kunjungan kami selanjutnya adalah PLT Sampah Bantar Gebang. Di sini kami melihat (dan mencium..) ribuan ton sampah dari seluruh DKI yang tertampung di Bantar Gebang.. Fiuh fiuh.. Manusia kok sampahnya segini banyak ya.. Nah, dari sampah yang buanyak ini kemudian diolah sedemikian rupa sehingga terciptalah energi listrik. Hehe.

Kunjungan terakhir sebelum presentasi. Hoho. Adalah.. LEMIGAS. Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Minyak dan Gas Bumi. Lokasinya di Cipulir, Jakarta. LEMIGAS ini luaaaas banget. Bisa nyasar deh. Haha. Jadi di sini dilakukan berbagai kegiatan penelitian dan pengembangan mengenai kemigasan. Laboratoriumnya juga macam-macam. Banyak deh pokoknya. Dan satu yang penting, LEMIGAS saat ini sudah menjadi BLU, artinya Badan Layanan Umum yang dapat melayani jasa teknis bagi industri maupun masyarakat yang memerlukan jasa tersebut.

Selesai. Alhamdulillah.
Bisa belajar tentang energi langsung dari proses di lapangan.

Energi yang kita gunakan saat ini benar-benar begitu berharga. Proses yang tidak mudah, membutuhkan waktu yang tidak sebentar, dan sumber daya yang terbatas.

Maka gunakanlah energi yang tersedia ini untuk kembali menghasilkan energi baru!

Yup. Kita harus selalu bersemangat menghadapi tantangan,, tentu untuk memperbaiki diri, lingkungan, dan mewujudkan Indonesia yang lebih baik. Amiiin. \^.^/

Hegarmanah, Bandung.

Sabtu, 21 April 2012

Duka dari Tambora..



Beberapa jam yang lalu, Wamen KESDM meninggal dunia. Innalillahi wa innailaihi roji’uun.

Sedikit tentang beliau. Begitu sederhana, begitu ramah, begitu berani, dan begitu hebat. Menghembuskan nafas terakhir di pelukan alam. Jadi teringat Soe Hok Gie, yang menemui akhir hidupnya pun ketika mendaki.

Pak Wamen, belakangan begitu sering tampil di sana sini, demi menjawab pertanyaan, sanggahan, debat, kritik tentang BBM, dengan pengetahuan, bukan dengan emosi, apalagi dagelan politik. Hmm. Seperti sebuah lirik, “you don’t know what you’ve got till it’s gone”. 

Bagi saya pribadi, keberadaan Pak Wamen awalnya adalah hal biasa saja. Tidak ada yang istimewa, kecuali justru penampilan beliau alm. yang membuat risi bagi saya yang terbiasa dengan kerapian. Tapi lama-kelamaan, kontribusi beliau mulai terasa, begitu peduli, begitu mau menyelesaikan persoalan dengan hal-hal konkrit. Dan tidak saya sangka di tengah hiruk pikuk takanan sana sini perihal BBM, dan tentu masih ada seabrek urusan energi lainnya, beliau masih sanggup berpartisipasi mengikuti pendakian Gunung Tambora dalam rangka Female Trackers for Lupus. Subhanallah.

Iya Pak Wamen, yang penting adalah kerja keras, yang konkrit, yang nyata, bukan penampilan, sama sekali bukan. Terima kasih atas semuanya. Semoga Allah SWT memberikan tempat terbaik untuk Bapak di syurga-Nya. Amiin.


“Senja ini,
Ketika matahari turun ke dalam jurang-jurangmu,
Aku datang kembali,
Ke dalam ribaanmu, dalam sepimu, dan dalam dinginmu.”
(Gie, Mandalawangi – Pangrango)