Beberapa
jam yang lalu, Wamen KESDM meninggal dunia. Innalillahi wa innailaihi roji’uun.
Sedikit
tentang beliau. Begitu sederhana, begitu ramah, begitu berani, dan begitu hebat.
Menghembuskan nafas terakhir di pelukan alam. Jadi teringat Soe Hok Gie, yang
menemui akhir hidupnya pun ketika mendaki.
Pak
Wamen, belakangan begitu sering tampil di sana sini, demi menjawab pertanyaan,
sanggahan, debat, kritik tentang BBM, dengan pengetahuan, bukan dengan emosi,
apalagi dagelan politik. Hmm. Seperti sebuah lirik, “you don’t know what you’ve
got till it’s gone”.
Bagi saya pribadi, keberadaan Pak Wamen awalnya adalah hal
biasa saja. Tidak ada yang istimewa, kecuali justru penampilan beliau alm. yang
membuat risi bagi saya yang terbiasa dengan kerapian. Tapi lama-kelamaan,
kontribusi beliau mulai terasa, begitu peduli, begitu mau menyelesaikan
persoalan dengan hal-hal konkrit. Dan tidak saya sangka di tengah hiruk pikuk
takanan sana sini perihal BBM, dan tentu masih ada seabrek urusan energi
lainnya, beliau masih sanggup berpartisipasi mengikuti pendakian Gunung Tambora
dalam rangka Female Trackers for Lupus. Subhanallah.
Iya
Pak Wamen, yang penting adalah kerja keras, yang konkrit, yang nyata, bukan
penampilan, sama sekali bukan. Terima kasih atas semuanya. Semoga Allah SWT
memberikan tempat terbaik untuk Bapak di syurga-Nya. Amiin.
“Senja
ini,
Ketika
matahari turun ke dalam jurang-jurangmu,
Aku
datang kembali,
Ke
dalam ribaanmu, dalam sepimu, dan dalam dinginmu.”
(Gie,
Mandalawangi – Pangrango)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar