Senin, 17 Januari 2011

MAU BELAJAR KEHIDUPAN? NAIK KRL!


Duduk di stasiun dan menunggu kereta bukanlah hal yang menyenangkan. Jangan bayangkan stasiun di Jepang yang teroke punya sedunia. Sabtu lalu, di Stasiun Kalibata. Bukan hanya asap rokok yang membuat dada sesak, tetapi juga pemandangan orang-orang di dalam stasiun yang bikin hati terisak. Pertama, sudah jelas melihat KRL Ekonomi yang tiada tandingan dan bandingan menyedihkannya. Tua, muda, remaja, anak-anak, tumplek blek, sampai atap kereta, belakang kereta, jendela kanan, jendela kiri, semua penuh. Astaghfirullah. Cuma bisa istighfar.

KRL Ekonomi beralalu. Selanjutnya, di seberang aku lihat ada anak kecil pengamen yang sedang istirahat, bersama seorang wanita, mungkin ibunya. Anak itu kucel, kotor, dan mungkin bau. Sementara wanita itu berdandan, menor, dan merokok. Astaghfirullah. Lalu, di sebelahnya ada segerombolan remaja, sama dengan anak kecil itu, kucel, kotor, dan mungkin bau. Gaya mereka gaya alay, istilah sekarangnya. Nongkrong. Teriak-teriak. Dan bergantian satu per satu menghisap satu puntung rokok. Astaghfirullah. Mau jadi apa mereka besok? Sementara di depanku lalu-lalang orang berjualan, mulai dari jepitan rambut, tisu, cutton bud, salak, susu cair, manisan, sampai centong untuk menanak nasi. Hohh. Mereka berjuang setengah mati mencari rezeki halal untuk hidup. Subhanallah.

Dan akhirnya datanglah keretaku. Kereta Ekonomi AC tujuan Bogor.

Jreng jreng.
Kereta penuh sesak. Bahkan tidak bisa tertutup lagi pintunya karena ada penumpang bergelantungan di situ. OH! Keadaan di dalam? Jangan tanya. Bernapas saja susah. Posisi tegak pun harus dengan kekuatan penuh karena sudah tidak ada pegangan tersisa. Temanku, Ani, bolak-balik mengucap seperti ini:

"Haduh, Santi, aku nggak pegangan."
"Haduh, Santi, bahkan aku nggak berdiri tegak."
Aku cuma bisa nengok, karena memang sudah tidak bisa bergerak lagi. Poooool penuhnya. Dan terakhir aku dengar dia bilang,
"Aduh, duh duh Pak, tolong tarik saya, mau jatuh, Pak."
Haduh Aniiii, rame banget deh. Tapi yang bikin lucu adalah karena Ani orang Solo, jadi sepanik apapun dia, ya tetep pelan-pelan gitu ngomongnya. Hahaha.

Hoahhh. Keluar dari kereta bagaikan keluar dari neraka.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar